UNS Kembangkan Alat Deteksi Longsor Berteknologi Fiber Optic

Penulis : Ferdinand

SOLO--MI: Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Sebelas Maret (MIPA UNS) mengembangkan alat deteksi longsor berteknologi fiber optic. Inclinometer itu diklaim memiliki respon yang lebih tinggi terhadap pergeseran tanah.

Alat itu dipamerkan kepada para peserta 'International Conference on Physics and Its Aplication (ICOPIA) 2010 for Environment Friendly Technology and Disaster Management,' di Solo, Rabu (14/7).

"Dengan demikian, ia bisa memberikan informasi gejala awal longsor lebih cepat," kata Pembantu Dekan I fakultas MIPA UNS yang juga panitia kegiatan, Ari Handono Ramelan dalam kesempatan itu.

Disamping keunggulan tersebut, inclinometer yang dikembangkan UNS bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)itu juga dilengkapi teknologi wireless. Sehingga peringatan akan terjadinya longsor yang terbaca alat itu secara langsung akan dikirimkan dalam bentuk suara ke stasiun relay. Untuk selanjutnya disebarluaskan kepada masyarakat.

Ari menambahkan, selain lebih peka inclinometer ini jauh lebih murah dibanding alat serupa yang diproduksi negara lain. Sekedar perbandingan, ia mencontohkan inclinometer buatan Australia. Harga satu unitnya saat ini berkisar Rp350 juta hingga Rp400 juta.

"Sedang inclinometer yang kami kembangkan ini biaya produksinya berada di bawah Rp100 juta saja. Dengan kualitas hasil yang tidak kalah baiknya," katanya.
Untuk mengetahui sejauh mana kualitasnya, alat ini dalam waktu dekat akan segera diujicobakan di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. (FR/X-11)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages